Saat kita kecil sering sekali kita dimanjakan dengan, jika di hari besar, misalnya natal, ulang tahun, tahun baru, ramadhan, imlek. Tergantung kepercayaan masing-masing ya, di hari raya besarnya, memiliki baju baru. Sehingga setiap tahun terus melakukan itu. Memakai baju baru di saat hari raya, atau tahun baru. Mungkin ada keseruan sendiri. Tapi kadang membuat beberapa orang jadi berpikir itu keharusan. Sehingga saat tidak punya uang, mereka memaksakan untuk itu.
Beberapa Cara Didikan Pada Anak Yang Membuat Hasil Bisa Baik Bisa Buruk
Ada beberapa orang yang karena dari dulu sering dibiasakan dengan hari raya baju baru, atau mendapatkan juara kelas, atau mendapatkan suatu pencapaian akan mendapatkan sesuatu, membuat beberapa orang menanamkan mindset seperti itu. Sehingga orang akan berusaha belajar untuk dapat hadiah. Memang jadinya ada plus minus. Plus karena mengajarkan seseorang untuk bisa mendapatkan sesuatu ya harus berusaha. Harus ada gerakan, harus melakukan sesuatu. Tidak hanya minta dan dapatkan.
Karena hidup tidak seperti itu. Sehingga membuat seseorang akan berusaha kerasa, untuk bisa mendapatkan apa yang dia inginkan. Itu poin bagusnya. Tapi poin minusnya, membuat orang harus di berikan harapan atau di iming-imingi sesuatu dulu baru dia akan berusaha. Sedangkan orang tua berharap anak mereka akan berusaha, karena dia ingin, karena kewajibannya. Bukan karena apa yang akan di dapatkannya. Dan membuat salah paham dengan, saat anak sudah mendapatkan suatu presasti dan lain sebagainya. Dia akan menagih atau meminta hadiah pada orang tua atau orang lain.
Sehingga membangun mind set yang salah pada anak. Sehingga itulah plus minusnya. Jadi semua balik lagi dari bagaimana orang tua mengkomunikasikan dengan anak. Berikan mereka pengertian. Berilah mereka penjelasan dengan baik-baik, yang mereka bisa pahami dengan mudah. Bahwa tidak selamanya anak berhasil melakukan sesuatu, mendapatkan hasil yang bagus, atau prestasi, akan selalu di berikan hadiah. Karena bukan itu tujuan anak bersusah payah mendapatkan prestasi itu. Tapi karena untuk kebaikannnya. Jadi mari mulai ubah cara komunikasikannya. Sehingga tidak terjadi salah sambung.