Rokok mempunyai berbagai jenis, mulai dari yang elektrik ( vape ) sampai kretek. Rokok kretek termasuk salah satu produk asli indonesia yang banyak dikenal hingga ke mancanegara.
Menurut Standar Industri Indonesia dari Departemen Perindustrian RI mengungkapkan bahwa rokok kretek merupakan rokok dengan atau tanpa filter yang mana menggunakan tembakau jenis rajangan sebagai bahan utamanya. Untuk jenis rokok ini dicampurkan bersamaan dengan cengkeh rajangan lalu digulung dengan menggunakan kertas sigaret.
Bau yang dihasilkan dari rokok kretek biasanya memiliki ciri khas tersendiri dan juga menghasilkan bunyi “ kretek – kretek “ ketika cengkeh tersebut dibakar sehingga bunyi tersebutlah yang menjadi salah satu alasan penamaan rokok ini.
Umumnya rokok kretek memiliki kandungan utama berupa cengkeh dan juga tembakau yang mana biasanya masing-masing terdiri dari 10 sampai 30 persen tuna cengkeh dan minyak cengkeh serta 50 sampai 70 persen tembakau. Perlu diketahui bahwa semakin tinggi kandungan cengkeh tersebut maka bau, rasa dan juga bunyinya akan semakin kuat. Tidak hanya itu, terkadang rokok kretek tersebut juga memiliki kandungan berupa bahan tambahan seperti kayu manis, jinten dan juga pala.
Pada asap rokok kretek biasanya memiliki lima jenis senyawa yang tidak terdapat pada jenis asap rokok putih ( rokok filter ) yakni minyak cengkeh ( eugenol ) serta turunannya. Minyak cengkeh beserta turunannya sebenarnya dapat memberikan efek berupa terapeutik yang berperan sebagai antiradang. Untuk bahan ini bekerja dalam menghambat pemicu antibakteri, pembuatan prostagiandi dan juga sebagai anestesi oles.
Namun, saat dikonsumsi dalam waktu bersamaan dan juga konsentrasi yang tinggi maka bahan tersebut akan menyebabkan nekrosis. Nekrosis merupakan jaringan dan juga sel mati pada tubuh sehingga kondisi inilah yang dapat memicu munculnya radiasi dan juga cedera. Lalu ketika jaringan yang mati tersebut mencakup area yang cukup luas biasanya akan disebut dengan gangren.
Selain cengkeh, rokok kretek juga memiliki kandungan berupa nikotin yang mana sama seperti dengan jenis rokok lainnya. Untuk kadar nikotin yang terdapat pada rokok biasanya akan mencapai 2 sampai 4 kali lipat.
Dilansir dari Western Journal of Medicine, rokok biasanya dapat menghasilkan kandungan tar yang lebih tinggi ketimbang rokok filter lainnya. Tar biasanya dapat dihasilkan melalui rokok yang berkisar antara 33 sampai 64 mg dengan rinciannya yakni dari karbon monoksida sekitar 17 sampai 27 mg serta nikotin sebesar 1,8 sampai 2.5 mg di setiap batangnya.
Dengan kandungan produksi yang cukup tinggi pada tar membuat ia memiliki kemungkinan adanya kombinasi dari empat faktor berikut seperti berat rokok, residu tar yang ditinggalkan oleh kuncup cengkeh tembakau dan juga jumlah embusan saat merokok.